0
ANEMIA
A. Definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal
(Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia Hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah
dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan
beberapa organ, disebabkan oleh volume
sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat.
Dua penyebab utama kehilangan darah
dari dalam yang cepat adalah cedera pada organ padat dan rupturnya aneurisma
aorta abdominalis. Syok hipovolemik dapat merupakan akibat dari kehilangan
cairan yang signifikan (selain darah).
Dua contoh syok hipovolemik yang
terjadi akibat kehilangan cairan antara lain gastroenteritis refrakter dan luka
bakar yang luas.
B.
Etiologi
Hipovolemik
yang dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler,misalnya terjadi pada :
1. Kehilangan
darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh seperti
hematotoraks.
2. Trauma
yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang
besar, misalnya: fraktur humerus menghasilkan 500-1000ml perdarahan, atau
fraktur femur menampung 1000-1500ml perdarahan.
3. Kehilangan
cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein plasma
atau cairan ekstraseluler.
C. Manifestasi
Klinis
a.
Tekanan
darah turun
b.
Pingsan
c.
Pulse
d.
Dipsnea
e.
Lemah
badan
f.
Kelelahan
D.Komplikasi
Anemia menyebabkan daya tahan tubuh
berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang
batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung
juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
E.
Pemeriksaan Penunjang
a.
Jumlah
darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
b.
Jumlah
eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan
eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
c.
Jumlah
retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
d.
Pewarna
sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia).
e.
LED
: Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah atau penyakit malignasi.
f.
SDP
: jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
g.
Guaiak
: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan
perdarahan akut / kronis (DB).
h.
Analisa
gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
i.
Aspirasi
sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,
ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan
megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
F.Penatalaksaan
Medis
Penatalaksanaan anemia ditunjukan
untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
a.
Transpalasi
sel darah merah.
b.
Antibiotik
diberikan untuk mencegah infeksi.
c.
Suplemen
asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d.
Menghindari
situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
e.
Obati
penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f.
Diet
kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Posting Komentar